Sabtu, 22 Desember 2007

Blue Book ICT Indonesia

Teknologi Informasi1 telah melahirkan sebuah industri baru, yaitu industri IT.
Contoh industri IT ini adalah industri telekomunikasi
2 (Telkom, Indosat dan
operator telekomunikasi lainya), perangkat lunak (software, seperti misalnya
Balicamp), perangkat keras (hardware, seperti misalnya PT INTI), integrasi
sistem (system integrator), jasa internet (Internet Service Provider atau ISP, web
hosting, Aplication Service Provider), dan masih banyak yang lainnya. IT sudah
menjadi sebuah industri yang nyata dan dapat memberi kontribusi kepada
pendapatan negara.
Meskipun gelembung (bubble) perusahaan dot-com telah kempes, kebutuhan atas
tenaga kerja profesional telematika (information and communication technology)
terus tumbuh
3, sebagaimana disampaikan Hilton [1]. Hal ini disebabkan produk
dan layanan IT, beserta sumber daya manusia (SDM) yang menghasilkannya,
terdapat di segala bagian ekonomi. Bagian terbesar SDM bekerja pada
perusahaan jasa komputer. Namun demikiancukup besar juga SDM yang bekerja
di sektor manufaktur, industri keuangan, pemerintah, dan perdagangan ritel dan
wholesale
4. Selain langkanya SDM telematika, banyak perusahaan dipusingkan
oleh tingginya tingakt perpindahan SDM (turnover). Pada saat yang sama,
ditemukan juga pengaruh besar dari IT pada produktivitas nasional dan
pertumbuhan ekonomi [2]. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk melihat
persoalan SDM telematika dan solusi bagi persoalan tersebut.

Mengapa Blue Book?
Secara singkat ada lima alasan mengapa kita memerukan Blue Book Perencanan
SDM untuk Industri ICT.
· Industri ICT Indonesia membutuhkan SDM lebih dari 320,000 orang di tahun
2010, baik untuk kebutuhan industri telematika, egovernment, industri
keuangan dan jasa, maupun untuk organisasi masyarakat.

· Kapasitas lembaga pendidikan saat ini masih terlalu rendah sehingga perlu
usaha yang besar (masif) dari lembaga pendidikan namun perlu tetap sesuai
dengan kebutuhan kompetensi di industri.

· Mengingat banyaknya pihak yang terlibat maka perlu panduan kurikulum
generik dan mekanisme assessment untuk digunakan lembaga pendidikan.

Apabila terjadi gap antara kebutuhan dan kapasitas maka perlu inisiatif dan
program untuk memastikan kecukupan pasokan SDM ICT

· Panduan ini perlu dibuat secara tertulis ke dalam Blue Book yang direvisi
setiap tahun

Metodologi
Metodologi yang akan digunakan dalam penyusunan Blue Book adalah sebagai
berikut :
1. Kinerja industri di Indonesia di pantau dalam sebuah buku Indeks dan Profil
Industri Telematika di Indonesia. Struktur industri IT di Indonesia yang
bermuara pada pasar global harus terdefinisi. Termasuk di dalamnya,
prototip-prototip usaha IT (level besar, menengah, kecil).
2. Kebutuhan/spesifikasi SDM pada setiap prototip usaha terdefinisi. Spesifikasi
ini mendasari persyaratan sertifikasi SDM IT, terutama bagi tenaga kerja
rendah dan menengah. Pengumpulan data dan survey dilakukan, yaitu dengan
studi pustaka, klasifikasi industri serta browsing internet. Termasuk juga
melakukan tinjauan dan diskusi lapangan pada sejumlah industri, universitas,
lembaga pendidikan. Kemudian dilakukan analisis dan pengolahan data
3. Persyaratan sertifikasi dipakai untuk merumuskan paket pendidikan dan
pelatihan SDM (termasuk kurikulum, materi ajar, program belajar, dan
evaluasi). Paket ini disebut Buku Biru perencanaan SDM telematika.
4. Buku Biru paket pendidikan dan pelatihan ini disebarkan secara luass ke
seluruh lembaga pendidikan dan kursus-kursus di Indonesia yang ingin
berpartisipasi. Materi dapat pula dikemas dalam bentuk paket self-study yang
disebarluaskan melalui Internet, toko buku, dan perpustakaan. Lembaga
pembinaan instruktur yang ada ditunjuk untuk mempersiapkan para instruktur.
5. Dirumuskan alternatif-alternatif kerjasama pembinaan SDM IT antara indstri
dan universitas. Lembaga pendidikan dan pelatihan kemudian menjalankan
paket tersebut untuk menghasilkan SDM bagi Indonesia. Juga
Direkomendasikan upaya-upaya pemerintah yang diperlukan untuk
mendukung tercapainya pembinaan SDM IT yang memadukan interaksi antara
industri dan universitas

Blue Book versi 1, September 2003 8
6. SDM yang dihasilkan ditampung oleh industri di Indonesia atau diekspor
sebagai TKI, sambil ditingkatkan melalui on-the-job training (OJT) dan

continuing education.
Proses di atas berulang setiap tahun, dengan melakukan revisi Buku Biru
perencanaan.
Dalam mengetahui dan mendefinisikan spesifikasi SDM yang dibutuhkan,
pendekatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
· Dari estimasi kebutuhan jumlah SDM, ditentukan target pencapaian jumlah
tenaga trampil dan tenaga ahli yang diperlukan. Posesnya dilakukan dengan
berbagai cara, mulai dari studi literatur dan Internet, melakukan perbandingan
dengan hasil serupa dari negara lain, dan melakukan pertemuan dengan pakar
SDM

· Dari khasana body of knowledge (BoK) di bidang IT dapat ditentukan dasar
dan filosofri perumusan kompetensi di industri IT.

· Kemudian dilakukan survey program sertifikasi yang dilakukan industri IT,
seperti Microsoft, Cisco, Oracle, dan juga badan standarisasi dunia seperti
ISO.

· Hasil survey ini digunakan dalam sebagai bahan dasar (modul) dan BoK
digunakan untuk menyusun pohon strata (level) kompetensi.

· Pohon strata kompetensi ini digunakan untuk menyusun kurikulum dan
sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankannya.

· Melihat kondisi dan peluang yang ada di Indonesia, disusun strategi untuk
menjalankan program pengembangan SDM. Termasuk di dalamnya digalang
kerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga pendidikan, serta pihak industri
yang memiliki program sertifikasi.

· Hasilnya dituangkan dalam program perencanaan SDM, yang disebut
Blue Book.


Tidak ada komentar: